Refleksi Materi Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Kosong

Kosong

Kosong

Refleksi Materi Pancasila sebagai Ideologi Negara

Kata ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu Idea dan logos. Idea berarti gagasan atau dasar dan logos berarti ilmu. Jadi, Ideologi adalah ilmu tentang gagasan atau ilmu tentang dasar-dasar. Kata “Idea” selalu dihubungkan dengan arti cita-cita atau tujuan. Ideologi merupakan keyakinan, kepercayaan dan pedoman untuk mencapai tujuan.

Ideologi diibaratkan seperti sebuah kitab. Berisi pedoman-pedoman untuk melaksanakan sesuatu hal. Dalam sebuah negara dibutuhkan ideologi yang digunakan sebagai pedoman dalam bernegara.

Ketetapan bangsa Indonesia mengenai pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam ketetapan MPR No. 18 Tahun 1998 tentang pencabutan dari ketetapan MPR No. 2 tahun 1978 mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara.

Pada pasal 1 ketetapan MPR tersebut menyatakan bahwa pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 45 ialah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dari ketetapan MPR tersebut dapat kita ketahui bahwa di Indonesia kedudukan pancasila sebagai ideologi nasional, selain kedudukannya sebagai dasar negara.


Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan sarana yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret dan operasional aplikatif, sehingga tidak hanya dijadikan slogan belaka. Dalam ketetapan MPR No.18 dinyatakan bahwa pancasila perlu diamalkan dalam bentuk pelaksanaan yang konsistem dalam kehidupan bernegara.

Kosong

Kosong

Refleksi Materi Pancasila sebagai Dasar Negara


Pada hari Selasa, 18 Oktober 2017 saya mengikuti pertemuan mata kuliah Pancasila yang ke lima. Pada pertemuan tersebut membahas mengenai Pancasila sebagai dasar negara. Sebelum masuk kepada pembahasan refleksi kali ini, apa sih fungsi dari Pancasila?
1. Sebagai dasar negara
2. Sebagai ideologi negara

Apa perbedaan fungsi Pancasila antara sebagai dasar negara dan ideologi bangsa? Jawabannya, Pancasila sebagai dasar negara dapat diartikan sebagai pondasi negara. Tanpa adanya pondasi yang kokoh, suatu negara akan runtuh dan terpecah belah.
Sedangkan, Pancasila sebagai ideologi negara yaitu pedoman atau patokan kita untuk hidup berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai dasar negara diibaratkan seperti sebuah rumah, dimana di dalam rumah tersebut agar dapat berdiri kokoh maka dibutuhkan pondasi yang kuat. Dan dalam sebuah negara dibutuhkan dasar negara agar tidak mudah runtuh atau terpecah belah. Indonesia menggunakan Pancasila sebagai dasar negara, dimana Pancasila dibentuk dan diperjuangkan oleh jasa para pahlawan.


Kemudian Pancasila sebagai ideologi negara dapat diibaratkan seperti kitab, dimana di dalam kitab tersebut berisi pedoman atau aturan dalam berbangsa dan bernegara.

Kosong

Kosong

Refleksi Materi Pancasila sebagai Sejarah

Pada hari Selasa, 26 September 2017 saya mengikuti pertemuan mata kuliah Pancasila yang ke empat. Pada pertemuan tersebut membahas mengenai Pancasila sebagai sejarah. Apa sih pentingnya sejarah Pancasila bagi para generasi muda? 
1. Agar kita dapat mengambil hikmah dari sejarah
2. Agar kita tidak jatuh pada lubang yang sama
3. Pepatah mengatakan, "guru terbaik adalah pengalaman"

Lalu apa pentingnya bagi para mahasiswa tetap mempelajari sejarah perumusan Pancasila? Tahukah kamu bahwa banyak generasi muda yang sudah mempelajarinya tetapi saat diminta menjelaskan bagaimana kronologis perumusan Pancasila mereka tak mampu? Mengapa demikian?
1. Cara mereka mempelajarinya yaitu dengan metode menghafal bukan dengan pemahaman
2. Metode belajar lebih mengutamakan penguasaan materi
3. Proses belajar mengajar lebih mementingkan nilai angka dari pada pengaplikasian            
pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari
4. Aplikasi dalam berbangsa dan bernegara tidak jelas

Berikut secara singkat kronologis perumusan Pancasila :
1. Dibentuknya BPUPKI sebagai upaya untuk mendapatkan dukungan dari pemerintahan 
indonesia dengan janji memberikan kemerdekaan
2. Sidang BPUPKI I membahas tentang dasar negara yaitu Pancasila
3. Dibentuknya Panitia 8
4. Dibentuknya Panitia 9, menghasilkan Piagam Charter
5. Sidang BPUPKI II, menghasilkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
6. Dibentuknya PPKI
7. Peristiwa Rengasdengklok, terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara golongan tua 
dan golongan muda 
8. Sidang PPKI I, mengesahkan UUD 1945, memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil 
Presiden, tugas presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional sebelum dibentuknya MPR 
dan DPR


Kemudian pernahkah terbesit di hati kalian mengapa Pancasila yang dijadikan ideologi bangsa Indonesia? Mengapa tidak Sosialis? Komunis? Liberal? Jawabannya jelas bahwa bangsa indonesia tidak akan menganut idelogi Sosialis, Komunis, Liberal maupun yang lainnya. Mengapa? Karena ideologi Pancasila merupakan ideologi yang diambil dari kultur budaya indonesia maka hanya ideologi Pancasila lah yang tepat untuk indonesia, dan juga ideologi selain Pancasila tidak sesuai dengan apa yang indonesia inginkan yang tercantum pada Piagam Charter.

Kosong

Kosong

Refleksi Materi Urgensi Mata Kuliah Pancasila

Pada Selasa, 12 September 2017, saya mengikuti pertemuan kedua dalam mata kuliah Pancasila. Pada pertemuan tersebut membahas materi pertama, yaitu Urgensi Mata Kuliah Pancasila. Sesuai dengan Undang - Undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pasal 35 ayat (3) yang berbunyi "Kurikulum  Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) wajib memuat mata kuliah; Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia". Sebenarnya apa sih pentingnya kita mempelajari Pancasila meskipun sudah sampai di peguruan tinggi?

Menurut saya, Pancasila merupakan pedoman dalam berbangsa dan bernegara. Mengapa demikian? Karna di dalam Pancasila telah mencakup 5 prinsip dalam kehidupan kita.

Sesuai dengan isinya, sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”, dimana maksud dalam sila ini bahwa kita sebagai manusia harus mempercayai bahwa ada yang menciptakan manusia yaitu tuhan, dan karena rakyat Indonesia memiliki kepercayaan terhadap tuhan masing – masing maka sila pertama menggunakan kata “ketuhanan”.

Sila kedua, berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Sila ini mengatur kita sebagai manusia harus memiliki jiwa adil dan beradab terhadap semua makhluk ciptaan tuhan.

Sila ketiga, berbunyi “Persatuan Indonesia”. Pada sila ketiga ini, mengatur kita pula untuk menjadi rakyat Indonesia yang bersatu agar tidak mudah terpecah belah apabila datang musuh yang akan menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sila keempat, berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”, maksud dari sila ini mengisyaratkan bahwa landasan utama demokrasi Indonesia adalah musyawarah dan mufakat.

Dan sila yang terakhir, berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, sila ini mengandung makna bahwa keadilan sosial adalah hak bagi setiap rakyat indonesia tanpa memandang suku, agama, ras, dan antargolongan.

Tujuan dari adanya mempelajari Pancasila di jenjang perguruan tinggi adalah menjadi kan generasi muda untuk mencintai bangsanya, menjadikan generasi muda adalah generasi yang beradab dan bertoleransi, menjadikan generasi muda dapat memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia, mengajarkan generasi muda untuk bermusyawarah dalam mengambil keputusan, mencegah terpecah belahnya bangsa indonesia dengan memberikan pemahaman – pemahaman mengenai Pancasila dan masih banyak lagi.


Jadi, mempelajari Pancasila di jenjang perguruan tinggi sangat penting, apalagi dengan status kita sebagai mahasiswa yaitu agent of change. Jangan malas belajar mata kuliah pancasila yaaa!

Rekomendasi Materi Pendidikan Pancasila



Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh para pembaca! Oh iya di post ini aku mau rekomendasiin beberapa blog/pdf yang memuat materi di mata kuliah Pancasila nih. Kalian klik aja linknya yaaa!

1. Urgensi Mata Kuliah Pancasila 

2. Pancasila sebagai Sejarah 

3. Pancasila sebagai Dasar Negara 

4. Pancasila sebagai Ideologi Negara 

5. Pancasila sebagai Sistem Filsafat 

6. Pancasila sebagai Sistem Etika 

7. Pancasila sebagai Pengembangan 

Kecemplung di Pendidikan Luar Biasa?

Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakaatuh.
Hai, teman-teman semua yang aku sayangi.
Hih, gak lah. Ngapain gue sayang sama lo semua.
Wkwkw.
Canda.
Sans aja mamen.
Ok, di post pertama ini. Sebenernya gak pertama huhu. Ini kesekian kalinya gua bikin blog karena blog gua yang sebelumnya ke hapus huaaa, so sad. Ya udahlah ya, takdir. Oh iya, back to the topic, di post ini gua pengen cerita sedikit tentang kenapa gua masuk jurusan Pendidikan Luar Biasa.
            Dari gua SD-SMA gua paling hobi dengerin curhatan temen-temen gua di sekolah, mulai dari hal gak penting sampe ke hal yang bisa dibilang “Gue orang penting yang dipilih untuk tau hihi”. Bagi mereka-mereka yang curhat ke gua... *asik curhat, mamah dedeh kali ah wkwk* Ya, kata mereka gua adalah solver problems yang baik. Hahaha kata mereka ya, bukan kata gua. Itu lah yang menjadikan mereka suka curhat ke gua. Gua juga gak keberatan sih ketika mereka curhat yang kadang-kadang mereka pun curhat disaat yang gak tepat seperti contohnya gua lagi ngerjain tugas, alhasil gua menunda tugas gua untuk mendengarkan kegundah-gulananya para curhaters wkwk.
Okay, skip. Karena hobi gua itulah yang menginspirasi untuk masuk jurusan Psikologi saat di perguruan tinggi. Sebenernya gak cuma hobi itu yang menginspirasi, ada satu hal lagi yang menyebabkan gua pengen banget masuk jurusan Psikologi, but I can’t tell it in this blog hehe.
Karena gua udah mau masuk ke jenjang perguruan tinggi, dan karena gua masuk di SMA negeri, maka ada 3 jalur untuk masuk PTN, yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan Jalur Mandiri. Tiba disaat jalur pertama yaitu SNMPTN, gua dan temen-temen lainnya menunggu pengumuman 50% siswa/i  yang dapet undangan SNMPTN. Haha, asli gua deg-degan, karena gua takut gak dapet. Dan pas gua buka website undangan SNMPTN, ALHAMDULILLAH YA ALLAH gua termasuk 50% siswa/i disekolah yang dapet jalur undangan SNMPTN.
Setelah itu, gua mulai merancang strategi. Strategi dimana gua harus bisa manfaatin peluang ini supaya gua bisa masuk PTN tanpa jalur tes. Kenapa gua gak mau masuk jalur tes? Pertama, ibu gua dulu sakit-sakitan dan ekonomi keluarga gua lagi jatuh banget. Kedua, gua males belajar buat SBMPTN hehehehehehe. Dan ketiga, gua gak mau ngebebanin orang tua gua dengan mengeluarkan uang hanya untuk tes masuk PTN, karena lebih baik uangnya untuk pengobatan ibu aja hehe.
Hari demi hari berlalu, dan gua terus mencari-cari jurusan apa yang sesuai dengan nilai gua. Kalau masalah universitas sih, gua udah mantep banget milih UNJ atau UIN hehe. Oh iya, lanjut. Gua mulai ragu, apakah gua tetep ambil jurusan Psikologi atau gua ambil jurusan lain. Gua bingung banget, karena disatu sisi gua gak suka jurusan yang berbau hitung-hitungan kaya ekonomi, mtk, dsb. dan yang gua cuma suka dan minat jurusan Psikologi aja tapi disatu sisi kalau gua mempertahankan apa yang gua mau, gua sadar diri banget persaingan untuk masuk jurusan Psikologi ketat sekali bung haha, apalagi nilai rerata rapot gua yang cuma 8,69. Dan disaat gua ngestalk jurusan-jurusan di UNJ secara detail, ketemulah gua sama jurusan “Pendidikan Luar Biasa”. Dari nama jurusannya gua udah bisa nebak, ini pasti jurusan untuk guru yang ngajar ABK, gak tau kenapa, gua tertatik dan gua pun nyoba googling tentang jurusan ini. Awalnya gua cuma tertarik aja, sampe tiba dimana gua lagi main instagram, gua lihat sebuah video yang isinya percakapan antara seorang ustad dan seorang anak laki-laki tunanetra yang merupakan hafizh qur’an.
Si ustad bertanya “Pernahkah engkau meminta kepada Allah untuk bisa melihat?”
“Aku tidak pernah meminta kepada Allah untuk bisa melihat”, jawab si anak tersebut
“Mengapa?” Tanya si ustad
“Agar bisa menjadi keselamatan bagiku pada hari pembalasan (kiamat), sehingga Allah meringkan perhitungan (hisab) pada hari tersebut nanti di saat saya berdiri di hadapan-Nya, takut dan gemetar. Dan dia akan bertanya “Apa yang sudah kau lakukan dengan Al-Qur’an ini?”. Aku hanya berdoa semoga Allah meringankan perhitungan-Nya dan Allah memberikan rahmat-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Tapi Allah telah memberkahi aku dengan Al-Qur’an, dan Alhamdulillah, ketika aku pergi ke mana pun, aku ingin pergi sendiri, hanya sendiri tanpa siapapun dengan aku, tapi ayahku takut dengan apa yang akan aku perbuat.” Jawab anak tersebut.
Dan ketika gua mendengar jawaban anak itu, rasa menyesal sekaligus malu muncul di diri gua ini. Dari situ gua mulai berfikir, gua yang punya fisik sempurna dan udah dikasih hidup selama 18 tahun, tapi hafal Al-Qur’an aja enggak, sedangkan dia yang Allah ciptain dengan kekurangan fisik bisa menghafal Al-Qur’an. Gua malu sebagai manusia dengan fisik yang lengkap tapi gak ada satupun yang bisa dibanggakan. Gua merasa tertampar dengan jawaban anak itu. Dan gak tau kenapa, hati gua seperti terketuk untuk menjadi seorang guru untuk mereka. Iya, mereka yang spesial.
Dan mulai saat itu, PLB-UNJ gua jadikan pilihan kedua setelah Psikologi-UIN. Hari terus berganti, tapi gua masih ragu sama pilihan gua sendiri. Saat itu gua lagi naik Transjakarta, kemudian bis ini berhenti di salah satu halte dan masuklah seorang bapak yang udah cukup tua dan renta. Gua gak tega ngeliat dia berdiri, akhirnya gua samperin bapak itu.
“Pak, duduk aja silahkan, hehe”, ucap gua sambil senyum
Kemudian bapak itu menjawab, dan gua baru tau ternyata bapak itu tunawicara. Gua tau dari pelafalan dia saat bicara yang kurang jelas. Disitu gua mengontrol diri untuk bersikap biasa aja, karena itu pertama kalinya gua berinteraksi dengan seseorang tunawicara, I’m so excited bruh. Dan ketika kejadian itu berlansung, gua melihat seluruh penumpang tertuju ke arah gua dan si bapak dengan tatapan aneh. Jujur, gua benci pandangan mereka yang menunjukan banget kalau mereka menganggap bapak ini aneh. Dan dari kejadian ini ngebuat gua terketuk lagi, gua seperti dititipkan tugas untuk merubah pandangan-pandangan orang awam tentang ABK.
Skip. Akhirnya gua memantapkan diri gua untuk memilih PLB-UNJ, Pend. Bahasa Arab-UNJ, dan terakhir Psikologi-UIN. Entah kenapa, gua berharap banget masuk di PLB-UNJ. Padahal itu jurusan yang gak gua minati pada awalnya. Dan gua menunggu selama kurang lebih 5 bulan untuk tau hasil dari jalur undangan SNMPTN ini.
Okay, tiba dimana hari itu datang gua gak punya hp atau internet buat ngeliat pengumumannya. Akhirnya gua nebeng di rumah temen gua wkwk. Fyi guys, sebelum gua mantep milih jurusan, ibu gua udah berpulang ke rahmatullah, dan disitu gua terpukul banget karena salah satu semangat hidup gua berkurang hihi, ya mau gimanapun, gua tau itu adalah rencana terbaik Allah. Nah, pas gua sampe dirumah temen gua, dan gua buka...ALLAHUAKBAR!!! ALHAMDULILLAH YA ALLAH, MAMA UWI MASUK PTN MAH, CITA-CITA UWI DAN DOA MAMA TERCAPAI HEHE. Gua inget banget dulu almarhumah ibu gua selalu bilang dan berdoa “Anak mama pinter, SD, SMP, SMA nya masuk negeri, semoga kuliahnya juga negeri yaaa”. Gua bersyukur banget, karena akhirnya gua keterima di PLB-UNJ. Gua speechless, karena ayah gua juga berharap banget gua dapet negeri, dan akhirnya apa yang diharapkan tercapai.
Tapi ketika apa yang gua harapkan udah ada digenggaman gua, sesuatu hal ngebuat gua hampir ngelepasnya. Saat pengumuman UKT, gua masuk ke golongan paling tinggi, yaitu 6,4 juta. Gua kaget, kenapa gua bisa dapet digolongan paling tinggi. Gua gak nyerah gitu aja, keesokannya gua dan ayah hadir di jadwal dimana UKT bisa di ganti apabila gak sesuai, dan pas tiba disana gua baru dikasih tau kalau UKT bisa berubah hanya dengan kesalahan data, sedangkan gua gak ada kesalahan data. Gua gak perduli, dan gua tetep masuk antri untuk masuk keruangan penggantian UKT itu. Tiba giliran gua, disitu gua ditanya banyak hal tentang kehidupan gua, mulai dari aktivitas, biaya, dan sebagainya. UKT gua bisa turun, tapi Cuma bisa 5,2 juta, gua gak bisa menyanggupi, karena itu masih terbilang cukup besar. Dan akhirnya gua bernegosiasi, turunlah UKT gua jadi 4,9. Gua bersikeras untuk minta diringankan, karena ayah gua Cuma seorang satpam di perusahaan swasta dan gua anak tunggal. UKT gua gak bisa berubah lagi, dan gua bener-bener yang give up, yaudahlah, mungkin dilain kesempatan impian gua ini bisa terealisasikan. Tapi, emang rencana Allah gak ada yang tau, tiba-tiba UKT gua turun jadi 3,9 juta, masih terbilang besar tapi setidaknya itu udah berukuran jauh dari 6,4 juta. Akhirnya gua dan ayah pun menyanggupi. Gua bener-bener merasa, jurusan ini adalah jurusan terbaik yang Allah pilihin buat gua hihi.
Dan sejak itu gua bertekad untuk mempelajari dan memahami mereka yang istimewa melalui jurusan ini. Mempelajari bagaimana mereka berkomunikasi, bersosialisasi, dan dalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari, kemudian memahami apa yang mereka rasakan, ungkapkan, dan inginkan. Gua juga ingin menjadi seorang pendidik bagi mereka yang istimewa dengan berbekal ilmu dari jurusan ini. Bahkan bukan cuma pengen jadi pendidik tapi gua juga pengen menjadi pencipta tempat dimana mereka bisa mendapat pendidikan dengan layak. Karena mereka yang luar biasa layak mendapatkan pelayanan yang istimewa. Dan berbekal ilmu yang akan gua dapat dari jurusan ini, gua pengen mengubah pandangan orang lain yang berfikir mereka yang istimewa adalah sebuah keburukan, candaan, ataupun sesuatu yang hina. Mengubah pandangan mereka yang gak sesuai seperti fakta yang ada, memberikan pandangan baru bahwa mereka istimewa dan luar biasa dengan bakat yang dimilikinya! Lihatlah mereka yang istimewa! Betapa mereka memang spesial dan luar biasa.

Ketika 1000 orang tidak menerima dan tidak memahami mu, maka aku akan menjadi orang ke-1001 yang dapat menerima dan memahami mu.
Diberdayakan oleh Blogger.